Marah boleh tapi jangan ada hati yang terluka...
Melihat anak yang cengeng dan suka marah-marah, si ayah memberi kepadanya sebungkus plastik dan di dalamnya terdapat paku. Kemudian si ayah berpesan kepada anaknya, jika ia terasa ingin marah hendaklah ia memaku di sepanjang pagar kayu di kebun sebanyak yang mungkin dengan paku-paku yang ada dalam plastik.
Anak ini mengikut kata-kata ayahnya. Apabila terasa ingin marah, ia akan mengetuk paku-paku di pagar kebunnya. Pada hari pertama si anak telah mengetuk sebanyak 30 paku. Namun semakin hari semakin berkurangan paku-paku yang diketuk, sehingga tidak ada lagi kemarahan dalam dirinya.
Setelah itu si anak datang berjumpa dengan ayahnya menceritakan tentang perubahan dirinya. Kemarahannya sudah dapat diatasi. Tapi si ayah, apabila mendengar cakap anaknya yang sudah berubah, si ayah menyuruh anaknya mencabut semula paku-paku yang di ketuk pada pagar kebun.
Si anak mengikut sahaja apa yang dikatakan oleh ayahnya. Setelah mencabut kesemua paku, maka berkata si ayah :
Wahai anakku, lihatlah lubang-lubang paku itu. itulah halnya dengan hati-hati manusia yang engkau marah, bila mana engkau mengatakan sesuatu kepada orang lain waktu kamu marah, ia meninggalkan luka yang dalam seperti lubang paku-paku itu.
Sebanyak mana ungkapan maaf yang kamu pohon belum tentu dapat menghilangkan parut luka orang yang kamu marahi.
insafilah :
Bila saya terasa dengan seseorang saya akan kata dalam hati : mungkin saya pernah melakukan hal yang sama....Ya Allah ampukan saya dan dia
P/S...Selamat malam ye sume kawan2....maapkan salah silap saya...:)...^ ^